Minggu, 22 Maret 2015

Teknologi Komunikasi, Creating Community with Media

Creating Community with Media:
History, Theories and Scientific Investigations
Aliefah Permata Fikri (F1C013098)


  
Perkembangan teknologi sangatlah berperan besar di dalam kehidupan kita,  teknologi baru yang berbasis internet atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan new media telah sukses mengantarkan kita pada suatu era dimana kita dapat menguasai dunia. Saat ini nyaris tiada hari tanpa teknologi, tiada hari tanpa internet. Teknologi dan internet sangatlah erat hubungannya dengan  manusia, saat ini bukan hanya orang kantoran saja yang menggenggam teknologi di tangannya. Handphone misalnya, sering kali kita temui anak-anak kecil yang sudah menggunakan handphone sebagai alat komunikasinya. Bukan hanya sebagai alat komunikasi, handphone pada saat ini juga menjadi sebuah teknologi yang memiliki sifat multifungsi, dimana setiap penggunanya bisa mengakses segala social media dan bahkan segala jenis game baik yang sifatnya online maupun aplikasi. Semua ini bisa diwujudkan karena new media sudah hadir di sekitar kita, dimana internet sudah melekat di dalamnya.  

Dalam chapter ini, kita akan mempelajari bagaimana bentuk komunikasi yang sederhana dapat berkembang secara kompleks, bagaumana new media dapat mempengaruhi struktur dan keadaan masyarakat sehingga dapat membentuk suatu komunitas virtual atau yang lebih dikenal dengan sebutan virtual community. Dengan mempelajari chapter ini, kita juga akan menyadari bahwa media sangatlah dibutuhkan sebagai sarana komunikasi dan media telah berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Oleh karena itu, kita sebagai pengguna media diharapkan untuk dapat mengoptimalkan hal-hal yang positif dan harus siap dengan dampak yang dihadirkan oleh media. Akan lebih baik lagi bila kita tidak hanya menjadi pengguna media namun juga dapat memberikan manfaat kepada orang lain melalui new media tersebut, setidaknya dalam sisi konten. Untuk itu, saya memulai menulis tulisan ini dengan maksud dan tujuan agar saya bisa membagikan ilmu kepada kalian semua.

Kehadiran new media yang sangat mempengaruhi kehidupan kita tentunya memiliki dampak postif dan negatif. Barlow (1995) dalam buku ‘What are we doing on-line?’ mengungkapkan bahwa New media dapat membasmi ketidaksetaraan dan membasmi kejahatan yang ada di dalam masyarakat. Dalam hal ini membasmi ketidaksetaraan berarti bahwa new media telah berhasil mensetarakan hak-hak setiap manusia untuk mendapatkan informasi apa saja yang kita butuhkan. Jika zaman dahulu informasi hanya bisa diakses melalui koran maupun media cetak lainnya, saat ini semua informasi dapat diakses melalui internet sehingga hampir setiap orang dapat menikmati informasi tersebut. Bukan hanya itu saja, kehadiran internet dapat membawa kita ke dunia yang real time dan up to date. Kita dapat mengetahui informasi dari belahan dunia bagian mana saja melalu internet dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. Selain itu, kehadiran new media telah berhasil membantu membasmi kejahatan-kejahatan yang terjadi di sekitar kita. Dengan adanya kecanggihan teknologi, banyak kasus yang berhasil terungkap dan terselesaikan.

Dengan hadirnya new media, kita dapat memperluas jaringan kita melalui forum, media-media sosial dan lain-lain baik yang sifatnya personal-chat maupun multi-chat. Seperti yang telah kita ketahui bahwa lahirnya internet yang menghadirkan new media telah mempermudah kita dalam banyak hal, ketika kita dapat menggunakan internet dengan bijak kita dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi secara up to date dan memanfaatkan banyak peluang yang tersedia di dalamnya. Misalnya dengan belajar berbisnis dan mengembangkan kreatifitas kita. Kita harus dapat menjadi user yang kooperatif serta aktif.

Dibalik dampak-dampak positif yang dihadirkan oleh new media  tentunya media menghadirkan dampak negatif pula. Bila kita amati lebih dalam lagi, kehadiran new media di era yang serba bebas ini lebih banyak menghadirkan dampak-dampak negatif. Hal ini disebabkan oleh pola pikir masyarakat yang kurang baik dan didukung oleh kebebasan mengakses segala informasi yang ingin kita ketahui. Dampak buruk yang disebabkan oleh kejadian ini adalah rusaknya kepribadian dan moral masyarakat. New media juga sering kali membuat penggunanya lupa akan kehidupannya di dunia nyata karena terlalu sibuk dengan dunia maya. Sering kali new media dijadikan sebagai sebuah alat propaganda politik, hal ini juga termasuk dalam dampak negatif dari hadirnya new media. Selain itu, kehadiran new media juga dapat menurunkan nilai-nilai budaya, meruksak mental generasi muda dan membuat manusia enggan untuk berinteraksi secara langsung. Namun, dampak-dampak negatif tersebut dapat kita minimalisir dengan cara memahami bagaimana kita menanggapi media dengan memilah dan mengolah informasi yang masuk kedalam pikiran kita sehingga kita dapat menggunakan informasi sesuai kebutuhan kita atau yang sering disebut dengan literacy media.

Ada beberapa karakteristik media baru yang membedakannya dengan media konvensional. Menurut McQuail (1994) karakteristik media baru secara umum melibatkan desentralisasi pada chanel untuk penyebaran pesan peningkatan keterseduaan kapasitas untuk pemindahan pesan melalui satelit, kabel dan jaringan komputer; peningkatan dalam opsi yang ada untuk anggota audiens, untuk menjadi terlihat dalam proses komunikasi, sering memerlukan sebuah bentuk interaktif komunikasi; dan peningkatan dari fleksibelitas untuk penentuan pesan. Sedangkan menurut, Negroponte (1995) menjelaskan karakteristik media baru yaitu mempertimbangkan aspek terakhir yang merupakan tampilan paling fundemental atau mendasar dan digitalisasi hal yang penting untuknya sehingga kandungan pada suatu media dapat saling bertukar dengan yang lainnya. Sehingga bila kita ringkas, karakteristik media baru adalah digitalisasi atau penggunaan komputer atau satelit untuk pertukaran pesan dan terjadi komuniasi interaktif.

Tahap perkembangan kajian mengenai media dan community dibagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama adalah Studi komunitas dan media, menurut kajian Park (1922) masyarakat pedesaan yang lebih condong membaca berita lokal dari daerahnya sedangkan masyarakat kota lebih condong membaca berita luar daerah. Kajian Merton (1949) membedakan masyarakat menjadi dua kelompok yaitu localities dan cosmopolitans. Gelombang kedua adalah Elektronik Media Komunitas dan gelombang yang ketiga adalah Era Internet.

Kehadiran internet telah membentuk suatu virtual community. Virtual community adalah masyarakat yang memanfaatkan internet untuk berinteraksi yang didasarkan atas kesamaan minat maupun kepentingan. Dibandingkan dengan organic community, virtual communitylebih bersifat heterogen, tidak ada batasan usia, majemuk dan tidak terikat oleh ruang dan waktu. Bahsa yang sering digunakan oleh komunitas virtual cenderung menggunakan paralanguage.

Ketika kita menggunakan sesuatu alangkah lebih baik kita mengetahui sejarah, perkembangan, kegunaan, serta dampaknya terlebih dahulu, sehingga kita dapat menjadi pengguna yang cerdas. New Media adalah sebuah alat atau perangkat, kita sebagai penggunalah yang tau mana yang baik serta mana yang buruk, dan jangan biarkan alat itu memperalat kita.

Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar