Creating Community with
Media:
History, Theories and
Scientific Investigations
Aliefah Permata Fikri (F1C013098)
Perkembangan teknologi sangatlah berperan besar di dalam kehidupan
kita, teknologi baru yang berbasis internet atau yang lebih sering
dikenal dengan sebutan new media telah sukses mengantarkan kita pada suatu era dimana kita dapat menguasai
dunia. Saat ini nyaris tiada hari tanpa teknologi, tiada hari tanpa internet.
Teknologi dan internet sangatlah erat hubungannya dengan manusia, saat
ini bukan hanya orang kantoran saja yang menggenggam teknologi di tangannya. Handphone misalnya, sering kali
kita temui anak-anak kecil yang sudah menggunakan handphone sebagai alat komunikasinya. Bukan
hanya sebagai alat komunikasi, handphone pada saat ini juga menjadi sebuah teknologi yang memiliki sifat
multifungsi, dimana setiap penggunanya bisa mengakses segala social media dan bahkan segala jenis game baik yang sifatnya online maupun aplikasi. Semua ini bisa
diwujudkan karena new media sudah hadir di sekitar kita, dimana internet sudah melekat di dalamnya.
Dalam chapter ini, kita akan mempelajari bagaimana bentuk komunikasi yang sederhana dapat
berkembang secara kompleks, bagaumana new media dapat mempengaruhi struktur dan keadaan masyarakat
sehingga dapat membentuk suatu komunitas virtual atau yang lebih dikenal dengan
sebutan virtual community. Dengan mempelajari chapter ini, kita juga akan menyadari bahwa media sangatlah dibutuhkan sebagai
sarana komunikasi dan media telah berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Oleh
karena itu, kita sebagai pengguna media diharapkan untuk dapat mengoptimalkan
hal-hal yang positif dan harus siap dengan dampak yang dihadirkan oleh media.
Akan lebih baik lagi bila kita tidak hanya menjadi pengguna media namun juga
dapat memberikan manfaat kepada orang lain melalui new media tersebut, setidaknya
dalam sisi konten. Untuk itu, saya memulai menulis tulisan ini dengan maksud
dan tujuan agar saya bisa membagikan ilmu kepada kalian semua.
Kehadiran new media yang sangat mempengaruhi kehidupan kita tentunya
memiliki dampak postif dan negatif. Barlow (1995) dalam buku ‘What are we doing on-line?’ mengungkapkan bahwa New media dapat membasmi
ketidaksetaraan dan membasmi kejahatan yang ada di dalam masyarakat. Dalam hal
ini membasmi ketidaksetaraan berarti bahwa new media telah berhasil mensetarakan hak-hak setiap manusia
untuk mendapatkan informasi apa saja yang kita butuhkan. Jika zaman dahulu
informasi hanya bisa diakses melalui koran maupun media cetak lainnya, saat ini
semua informasi dapat diakses melalui internet sehingga hampir setiap orang
dapat menikmati informasi tersebut. Bukan hanya itu saja, kehadiran internet
dapat membawa kita ke dunia yang real time dan up to date. Kita dapat mengetahui informasi dari
belahan dunia bagian mana saja melalu internet dalam waktu yang sangat cepat
dan singkat. Selain itu, kehadiran new media telah berhasil membantu membasmi kejahatan-kejahatan
yang terjadi di sekitar kita. Dengan adanya kecanggihan teknologi, banyak kasus
yang berhasil terungkap dan terselesaikan.
Dengan hadirnya new media, kita dapat
memperluas jaringan kita melalui forum, media-media sosial dan lain-lain baik
yang sifatnya personal-chat maupun multi-chat. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
lahirnya internet yang menghadirkan new media telah mempermudah kita dalam
banyak hal, ketika kita dapat menggunakan internet dengan bijak kita dapat
mengikuti perkembangan teknologi dan informasi secara up to date dan memanfaatkan banyak
peluang yang tersedia di dalamnya. Misalnya dengan belajar berbisnis dan
mengembangkan kreatifitas kita. Kita harus dapat menjadi user yang kooperatif serta aktif.
Dibalik dampak-dampak positif yang
dihadirkan oleh new media tentunya media menghadirkan dampak negatif pula. Bila kita amati
lebih dalam lagi, kehadiran new media di era yang serba bebas ini lebih banyak
menghadirkan dampak-dampak negatif. Hal ini disebabkan oleh pola pikir
masyarakat yang kurang baik dan didukung oleh kebebasan mengakses segala
informasi yang ingin kita ketahui. Dampak buruk yang disebabkan oleh kejadian
ini adalah rusaknya kepribadian dan moral masyarakat. New media juga sering
kali membuat penggunanya lupa akan kehidupannya di dunia nyata karena terlalu
sibuk dengan dunia maya. Sering kali new media dijadikan sebagai sebuah alat
propaganda politik, hal ini juga termasuk dalam dampak negatif dari hadirnya
new media. Selain itu, kehadiran new media juga dapat menurunkan nilai-nilai
budaya, meruksak mental generasi muda dan membuat manusia enggan untuk
berinteraksi secara langsung. Namun, dampak-dampak negatif tersebut dapat kita
minimalisir dengan cara memahami bagaimana kita menanggapi media dengan memilah
dan mengolah informasi yang masuk kedalam pikiran kita sehingga kita dapat
menggunakan informasi sesuai kebutuhan kita atau yang sering disebut dengan literacy media.
Ada beberapa karakteristik media baru yang
membedakannya dengan media konvensional. Menurut McQuail (1994) karakteristik media baru secara umum melibatkan
desentralisasi pada chanel untuk penyebaran pesan peningkatan keterseduaan
kapasitas untuk pemindahan pesan melalui satelit, kabel dan jaringan komputer; peningkatan dalam opsi
yang ada untuk anggota audiens, untuk menjadi terlihat dalam proses komunikasi,
sering memerlukan sebuah bentuk interaktif komunikasi; dan peningkatan dari
fleksibelitas untuk penentuan pesan. Sedangkan menurut, Negroponte
(1995) menjelaskan karakteristik media baru yaitu
mempertimbangkan aspek terakhir yang merupakan tampilan paling fundemental atau
mendasar dan digitalisasi hal yang penting untuknya sehingga kandungan pada suatu media dapat saling bertukar dengan
yang lainnya. Sehingga bila kita ringkas, karakteristik media baru adalah
digitalisasi atau penggunaan komputer atau satelit untuk pertukaran pesan dan
terjadi komuniasi interaktif.
Tahap perkembangan kajian
mengenai media dan community dibagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama
adalah Studi komunitas dan media, menurut kajian Park (1922) masyarakat pedesaan yang lebih condong membaca berita lokal dari daerahnya
sedangkan masyarakat kota lebih condong membaca berita luar daerah. Kajian Merton (1949) membedakan masyarakat menjadi dua kelompok
yaitu localities dan cosmopolitans. Gelombang kedua adalah
Elektronik Media Komunitas dan gelombang yang ketiga adalah Era Internet.
Kehadiran internet telah membentuk suatu virtual community.
Virtual community adalah masyarakat yang memanfaatkan internet untuk berinteraksi yang
didasarkan atas kesamaan minat maupun kepentingan. Dibandingkan dengan organic community,
virtual communitylebih bersifat heterogen, tidak ada
batasan usia, majemuk dan tidak terikat oleh ruang dan waktu. Bahsa yang sering
digunakan oleh komunitas virtual cenderung menggunakan paralanguage.
Ketika kita menggunakan sesuatu alangkah
lebih baik kita mengetahui sejarah, perkembangan, kegunaan, serta dampaknya
terlebih dahulu, sehingga kita dapat menjadi pengguna yang cerdas. New Media adalah sebuah alat atau
perangkat, kita sebagai penggunalah yang tau mana yang baik serta mana yang
buruk, dan jangan biarkan alat itu memperalat kita.
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006,
Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage
Publication Ltd. London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar