Sering kali aku berada di sebuah posisi dimana aku harus memilih, memilih satu saja, diantara dua, tiga, empat, lima bahkan lima puluh pilihan yang lain. Sering kali memilih menjadi hal yang sangat mudah dilakukan, bahkan lebih mudah dari membalikkan telapak tangan. Misalnya saja, ketika kamu dihadapkan kepada dua pilihan, coklat atau susu. Bagi kamu penikmat coklat level dewa, pasti akan menjawab 'coklat' dengan tegas, tanpa mempertimbangkan jawaban yang telah kamu lontarkan itu. Sebaliknya, bagi kamu penggemar susu level akut, maka kamu akan menjawab 'susu' dengan lantang tanpa pikir panjang. Namun, tidak semua orang dapat memutuskan sesuatu dengan mudah bahkan dengan cepat. Tidak perlu mencari contoh yang lain, kembalikan saja pada contoh coklat atau susu. Mereka, penikmat coklat dan penggemar susu tentunya dapat dengan mudah memutuskan. Mereka dapat dengan mudahnya menjawab, bahkan tidak memerlukan hitungan detik sekalipun. Namun, bagi mereka yang menggilai susu dan mengagumi coklat dengan dosis yang sama? Atau bahkan bagi mereka yang tidak menggilai susu dan tidak mengagumi coklat sama sekali, sedikitpun? Tentu memilih colat atau susu bukanlah suatu hal yang mudah bagi mereka.
Aku, sebagai seorang remaja yang sedang menuju dewasa, sebagai seorang mahasiswa yang sedang menuju wisuda (meskipun masih agak lama), tentunya sering kali dihadapkan dengan hal-hal semacam itu. Dimana aku harus memilih diantara dua pilihan atau tiga pilihan, bahkan pilihan yang jumlahnya tak terhingga. Dan ditambah lagi dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh si empunya pilihan....... :'')
Kalo suruh milih cowok brewokan atau nggak brewokan sih jelas aku pilih yang brewokan. Tapi, kalo suruh milih liburan ke Roma atau ke Venice........... *hening......pura pura pingsan.....lari dari pilihan* :p
Hahaha, no. I HAVE TO CHOOSE, YOU HAVE TO CHOOSE, WE HAVE TO CHOOSE! Lalu saya memilih Venice. :)
Mengapa kita harus tetap memilih meskipun pada kenyataannya memilih bukanlah suatu hal yang gampang? Karena ketika kita tidak memilih sama sekali, maka satu kesempatan kita untuk memilih akan hilang. Karena golput bukanlah pilihan. Mweheheeh.
Ketika kita harus memilih tanpa ada waktu yang membatasi kita untuk menentukan pilihan, it's okay to think twice. Namun ketika kita harus memilih dalam kurun waktu tertentu, bahkan dalam hitungan detik... Maka all we need to do is follow our heart. Jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu untuk berfikir, bertindaklah! Jawablah! Sering kali, sesuatu yang paling spontan itu adalah yang paling jujur. Dan ketika kita jujur maka hati kita akan lebih lapang. Good Luck! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar